Tuesday 7 August 2012

Mahameru 3676 Mdpl (Lagi) Bagian II



Setelah istirahat dan mengisi perut yang mulai keroncongan akhirnya kami kami melanjutkan perjalanan menuju Kalimati. Tidak lupa kami melanjutkan Sesi foto terlebih dahulu dan berpamitan kepada Andre alias Gembel pendaki yang ternyata juga kakak angkatan saya di kampus. Di hadapan kami telah berdiri sebuah “tanjakan cinta”. Tanjakan yang konon jika kita memikirkan seseorang yang kita inginkan saat melewati tanjakan tersebut tanpa menoleh ke belakang maka keinginan kita akan terkabul.  ketika akan melewati tanjakan tersebut Angga bercerita bahwa dulu dia pernah mencoba tapi ternyata kenyataan lebih pahit dari angan-angan hahaha sabar anak muda. Ketika telah kembali cewek yang dia idam-idamkan ternyata lebih memilih untuk berpacaran dengan orang lain. Wah wah mitosnya gak manjur berarti. Saya tidak tahu sih apa teman-teman akan melakukan mitos tersebut. Tapi apa salahnya juga ya di coba kalau si Angga mikirin satu cewek dan gagal maka saya punya inisiatif langsung mikirin tiga cewek sekaligus aja buat cadangan heheh.

Istirahat dulu

Melewati tanjakan cita di depan telah terhampar padang savanna luas yang biasanya di sebut dengan “oro-oro ombo”. Di sinilah otak gila si Rookie sudah mulai bekerja dengan tidak waras. Ketika dia tiba-tiba menirukan gaya artis-artis India. Oke oke cukup rok perjalanan masih cukup jauh. Melewati oro-oro ombo tidak membutuhkan waktu lama karena jalan yang juga datar. 
Foto Bareng

Selepas oro-oro ombo kita memasuki hutan cemoro kandang. Saya dan rookie ada di barisan paling depan bersama angga juga sedangkan koh Yonni dan Aris berada di posisi terakhir. Badan mulai terasa berat langkah juga sudah semakin pendek-pendek. Harus hemat tenaga nih. Tiba-tiba tanpa di duga dan tanpa di sangka Rookie dengan wajah memiripkan diri dengan bintang Bollywood keluar dari balik sebuah pohon besar dan bernyanyi India lhooooo kok ngapain dia. Langsung saja saya tertawa terbahak-bahak.  
Tanjakan Cinta

Tampak atas


Oke saya sudah mengerti maksud mu bung kita kan sehati hahah dengan gaya dan muka yang mirip shah ruk khan saya langsung membalas acting yang di lakukan oleh Rookie. Saya ambil sepucuk bunga jelek (yang memang pantas buat muka loh) dan langsung gue lempar ke arah Rookie. Tawa pun meledak perut sudah terasa sangat ngilu kebanyakan tertawa. Sedangkan Angga hanya bisa melongo tidak mengerti apa yang kami lakukan (kelas mu belum sampai sini ngga belajar lagi yah). 
Oro-oro Ombo

Shelter Klimati

Tapi saya tau apa yang ada di dalam hati Si Angga. Dia mungkin berpikir “waduh gawat saya berada di rombongan pendaki gila bagaimana kalau saya di Bully-Bully seperti di film-film India aduuuhhh seharusnya saya tetap berada di Ranu kumbolo bersama teman-teman saya dan tidak seharusnya berada bersama si Rookie dia kan masih labil sering galau dan ah mukanya itu loh beda dengan mas Fery yang bijaksana dan sudah dewasa semoga saja mas Fery mau menjaga saya dari gangguan si Rookie (sedikit pikiran Angga) ”. Oke cukup itu hanya imajinasi saya .

Perjalanan dilanjutkan dengan suasana hening sudah capek gue guys. Pukul tujuh kita sampai di kalimati. Setelah membangun tenda sekarang giliran koh yonni yang beraksi. Silakan master chef saya hanya bisa membantu membawakan logistik dan membantu menghabiskan makanan anda. Menuggu beberapa menit dan akhirnya kuah bakso,pentol dan sosis siap saji dan tentunya nasi yang tidak menggalau sama sekali. Cukup lah untuk mengisi energi sampai puncak insya allah. Setelah makan maka acara selanjutnya adalah tidur. Setelah delapan jam nonstop bejalan dari ranupane ke kalimati maka tidur adalah cara terbaik memulihkan tenaga.

KALIMATI 11.15 WIB
Oke sudah cukup tidurnya guys udah jam 11.15 saatnya kita persiapan mendaki puncak abadi para dewa nih. Packing sebentar dan hanya membawa barang-barang yang di perlukan saja. Yukk mari kita berdoa dulu semoga semuanya berjalan lancar. Saya di suruh si Aris berada di depan karena saya pernah naik ke sana katanya. Lho tapi kan  dia juga pernah lha wong kita bareng kok dulu tapi oke lah gak papa yang penting bukan si Rookie ababil yang nyuruh (sorry rok ). Tapi sebenarnya saya pikir kalau saya salah mengambil jalur gimana ya?? Terus kalau saya tersesat gimana?? Semeru ini bung tapi wah bismillah saja lah. Kan sudah ada petunjukknya. 
Naik terus

Seperti tadi jalan kita sangat cepat. Beberapa kali kami berhasil menyalip pendaki lain yang sudah berangkat lebih dulu. Tiba-tiba di bawah Arcopodo saya melihat ada sesosok tubuh  turun dari atas. Saya lihat ke belakang aduh anak-anak masih di belakang gak kelihatan lagi. Saya pikir ini masih jam 11 lebih mana ada pendaki yang jam segini turun. Itu manusia bukan yak aduhh saya sudah siap-siap lari. Tapi setelah semakin dekat semakin dekat dan ternyata dia juga manusia fiuuuhhh lega. Itu saya ketahui setelah dia menyapa saya “mau naik mas” saya jawab “iya mas mau ke puncak samean kok udah turun” iya mas ini kaki saya cidera”. Setelah itu Aris dkk mulai sampai. Akhirnya kita putuskan istirahat sebentar sambil ngobrol dengan pendaki yang turun tersebut. Ternyata dia berasal dari Cirebon dia turun karena kakinya cidera dan tidak sanggup melanjutkan perjalanan. Oke mas lanjutkan perjuangan turun mu kami akan melanjutkan perjalanan naik dulu. 
Sunrise




Kira-kira pukul satu kami sudah sampai di Arcopodo. Sambil istirahat kami berdiskusi wah ini kita terlalu cepat jalannya jangan-jangan kita sampai puncak masih subuh (keyakinan diri yang sangat tinggi mengingat rutenya masih jauh).  Istirahat cukup lama di arcopodo akhirnya kami kembali jalan. Berada di ketinggian lebih dari 2900 Mdpl anginnya itu lho sesuatu banget deh. Jalan sudah sangat curam kita harus hati-hati ini. Kami juga sempat menyalip lagi beberapa rombongan pendaki lain pokoknya rombongan kita josss deh. Tapi semakin naik semakin naik tenaga kita lemas juga euy kami juga mulai di salip oleh pendaki lain gak terima deh ayo kita salip lagi.
Jalan menuju puncak

Sudah ya acara salip menyalipnya kita juga udah capek. Melewati cemoro tunggal (yang sekarang sudah tumbang dan tidak ada) rute sudah mulai berganti dengan butiran debu eh salah butiran pasir dan kriki-krikil batu. Ini adalah rute yang paling sulit paling menyebalkan dan paling tidak saya suka jika naik ke Mahameru. Sudah jalannya nanjak dengan sudut elevasi kira-kira 65 drajat (bayangin sendiri yah) pakek pasir dan batu lagi hufffeeet banget deh ya. Tapi ini yang membuat naik ke semeru memberi tantangan sendiri buat para pendaki.
Subhanallah


Dengan genjotan sepuluh langkah kita harus rela merosot dua langkah ke belakang. Fisik mulai berkurang, nafas sudah tidak teratur, dingin sangat menusuk-nusuk pake banget (saya gak pake sarung tangan sih). Saya yang awalnya berada di urutan pertama sedikit demi sedikit di susul oleh Aris dan  Koh Yonni, secara mengejutkan mereka yang sepanjang perjalanan tadi berada jauh di belakang melesat jauh meninggalkan saya, angga dan rookie di belakang. Mungkin mereka jagoan tanjakan ya. 

Semakin lama semakin lama saya semakin jauh tertinggal bahkan oleh Rookie dan Angga aduh gimana nih udah ah biarin aja. Sumpah tidak seperti pendakian pertama ke semeru oktober lalu yang gak pernah putus asa dan selalu penuh semangat, kali ini saya merasa capek banget, nafas sudah gak teratur saya masih coba mengikuti yang lain tapi sudah gak kesampaian. Yang terlihat hanya Rookie itu pun jauh sedangkan yang lain udah menghilang jauh banget. Saya sangat ngantuk dan sempat tertidur dua kali dan di bangunkan oleh pendaki lain yang lewat. Aduhh pengen turun aja nih tapi apa kata dunia. Tapi walaupun gak sampek puncak tapi saya kan udah pernah ke sana jadi ikhlas,in aja deh ya (sempat berpikir jelek kyak gitu). Tapi gak boleh ah saya kan laki-laki masak gak nyampek puncak lagian kurang dikit ini. 
Koh Yonni In Action

Akhirnya Puncak

Sunrise udah mulai muncul dan puncak nya pun belum kelihatan santai aja deh ya naiknya (selftalking). Awannya udah mulai terang dan jalurnya semakin kelihatan aduhhh tambah deh penyiksaan ini jalur gak kelihatan aja udah kerasa jauh apa lagi kelihatan.jalan sendirian juga sangat nggak enak Aris, Koh Yonni, Angga sungguh tega kau pergi duluan ya pengen turun lagi. Tapi gak jadi ah. Dua langkah genjot ke atas istirahat begitu seterusnya daripada memaksakan diri gak sampek puncak malah sampek sukabumi ini. Sudah setengah tujuh mungkin anak-anak udah nyampek puncak. Akhirnya dengan kekuatan bulan saya berjalan terus tanpa henti dan akhirnya pukul tujuh sampai juga ke puncak.untuk kedua kalinya saya menginjakkan kaki ke puncak tertinggi pulau jawa ini yeee. Anak-anak sudah siap-siap menyambut saya ya jadi terharu guys.

No comments:

Post a Comment

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS

di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, d...