Saturday 4 March 2017

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS


di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, di usia ini banyak keputusan dalam hidup yang begitu menentukan di masa mendatang. Yang belum lulus kuliah pasti akan segera merasa paling tua di kampus, merasa menjadi pendekar yang berjalan tanpa arah di kampus yang sudah di penuhi wajah-wajah baru sedangkan teman seangkatan kalian sudah menjadi jobseeker atau sudah mendapatkan pekerjaan pertama mereka. Kalian yang sudah bekerja pasti akan segera merevisi angan-angan kalian terdahulu bahwa orang kerja itu menyenangkan (ya kali Cuma gajinya aja yang nyenengein haha). Yang udah punya kerjaan pasti juga bakalan mikir bakal stay di sini atau mau cari kerja yang lain haha.
Usia dua puluh tahunan memang usia krusial, di usia dua puluh tahunan ego kita sedang tinggi-tinggi nya, kamu akan sangat egois di setiap moment, kadang berpikir bodoh dan meremehkan dalam segala aspek, berpetualang mengenal banyak orang dan mencintai banyak orang. Tapi memasuki usia dua puluh lima tahunan semua akan segera dengan cepat berubah, sekarang saya telah memikirkan apa saja hal yang pernah saya perbuat dalam hidup saya, tidak memiliki waktu cukup bahkan hanya untuk meluangkan waktu menikmati secangkir kopi bersama teman-teman yang dulu terasa hal itu sangat remeh sekali.
Berpikir kenapa dulu pernah melakukan hal-hal bodoh yang dalam keadaan sekarang bahkan untuk berpikir melakukan hal bodoh itu pun tidak akan pernah. Kalian masih merasa belum cukup tua tapi sudah harus terbiasa di panggil dengan panggilan “bapak” di tempat bekerja mu. Begitu pun dengan melihat tingkah-tingkah anak muda jaman sekarang, kalian sudah merasa bahwa hal-hal yang mereka lakukan adalah hal yang kekanak-kanakan booooommmm kalian akan sangat merasa malu melihat timeline medsos kalian 5 atau 6 tahun yang lalu.
Pejuang 25 tahun akan sangat sering di bombardier dengan pertanyaan “kapaan” komplikasi pertanyaan kapan akan sangat menyiksa dan membuat sebagian orang kejang-kejang dan berusaha amnesia mendadak bahahaha. Quarter life crisis akan banyak berisi tentang pertanyaan “kapan menikah” pertanyaan yang lebih horror dari film G30SPKI dan film legendaris horror suzana. Kalian masih merasa muda untuk menikah tapi melihat realita bahwa teman-teman seangkatan kalian sudah menimang anak akan segera berfikir sebaliknya bahwa kalian memang sudah tua.
Mereka-meraka yang tampak bahagia dengan tagline “my trip my adventure” yang seperti menjadi default caption mereka di medsos tapi sangat rapuh di kehidupan cinta mereka yang kandas mendadak. Dengan umur yang semakin bertambah akan berbanding lurus dengan teman yang semakin berkurang, kalian tidak bisa dengan mudahnya ber haha hihih dengan geng koplak kalian sekedar membicarakan cewek A –Z sampai tengah malam di temani secangkir kopi dan wifi gratis dari warkop sebelah. Karena bagaimana pun target penjualan dan pekerjaan lebih berat dan menantang bahahah.
Jalan satu-satunya dari quarter life crisis adalah dengan membuat prioritas dan kalau prioritas kalian adalah menghilangkan pertanyaan “kapan menikah” yang siap di tembakkan oleh orang sekeliling kalian maka segera lah mencari pasangan hidup yang susahnya selevel dengan menamatkan game floopy bird itu. Walaupun kalian yakin bahwa jodoh di tangan tuhan tapi yakin lah bahwa jodoh masih bisa kemana-mana. Segera cari dan rebutlah jodoh kalian yang mungkin sekarang masih di rawat dengan baik oleh orang lain ahahah.

Oke sekian dulu tulisan yang tidak menyelesaikan masalah ini, karena target penjualan semen saya masih ancur saya berangkat nyeles dulu assalamualaikum wr wb. 

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS

di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, d...