Sunday, 5 August 2012

Gunung Merbabu Via Wekas (Kuponan Magelang) Part I



Gunung Merbabu adalah gunung yang terletak di ketinggian 3142 M dpl dan terletak di Jawa tengah. Gunung Merbabu mempunyai dua puncak tertinggi yaitu puncak kenteng songo (3142m) dan puncak Sarif (3119). Gunung ini termasuk gunung yang sudah tidak aktif meskipun memiliki 5 kawah yaitu kawah condrodimuko, kawah kombang, kawah kendang rebab dan kawah sambernyowo. Keistimewaan dari gunung ini adalah bisa di daki dari berbagai arah antara lain dari cunthel, tekelan (kopeng / Salatiga) yang kedua dari Wekas (Kuponan / Magelang) atau dari Selo (Boyolali). Dan pendakian saya kali ini akan saya lakukan dari Wekas dan rencananya akan turun melalui Selo agar pemandangan yang kami dapat dapat bervariasi dan tentunya akan lebih indah

Merbabu
Dilihat dari sisi pengorbanan mungkin pendakian kali ini adalah yang paling banyak membutuhkan banyak pengorbanan no 2 setelah pendakian G. Penanggunangan (waktu itu saya harus melewatkan La Grande Partita alias Derby sepak bola  versi Jawa Timur antara Persebaya Surabaya Vs Arema Malang). Untuk pendakian kali ini saya harus merelakan untuk tidak melihat Internazionale Milan Vs Timnas Indonesia padahal kesempatan Inter Milan datang ke Indonesia mungkin hanya sekali ini saja =( dan tentu saja festival Malang Tempo Doloe tapi itu semua tidak mampu menandingi keistimewaan mendaki gunung bersama teman-teman saya. Seperti biasanya sebelum berangkat kami berkumpul di rumah Aris di daerah Medaeng.
Puncak

Oh iya sebelum berankat menuju jogja sore sekitar habis maghrib saya sempat mengantarkan Aris ke Giant untuk mengurusi urusan Camera SLR barunya. Dengan antusias saya ikut dengan dia maklum camera SLR baru akan menambah semangat petualangan kita kali ini tentunya. Pulang dari Giant kami sudah di tunggu Rookie dan salah seorang teman kantor Aris. Karena Aris masih sibuk dengan temannya maka saya dan Rookie saja yang belanja logistik selama perjalanan ke Merbabu.
Terminal Magelang
Sebenarnya menurut rencana kami akan berangkat pukul 22.00 Wib tapi karena jam kami masih termasuk jam Indonesia yang bisa molor akhirnya kami mulai berangkat pukul 23.00 Wib. Berangkat malam menjadi alternatif karena bisa lebih menghemat waktu karena dengan naik bis malam kecepatan bis akan berlipat ganda hehe apalagi kami saat itu naik bis Sumber Slamet (sebelumnya bernama Sumber Kencono) yang terkenal dengan kecepatan supernya. Sesuai dengan rencana kami sampai di terminal Giwangan Jogjakarta pukul 06.00. Setelah sarapan kami istirahat sebentar sambil menunggu teman Aris yang katanya akan ikut bersama. Tapi karena terlalu lama akhirnya kami berangkat menuju Magelang terlebih dahulu.



Ababil Konvoi
Ketika euphoria melihat gerombolan ABG labil konvoi sepeda tiba-tiba handphone kesayangan saya berbunyi dan ketika saya melihat siapa yang menelpon perasaan saya sedikit deg-degan gimana gitu. Di situ tertulis nama ”ibu” wah wah bisa panjang nih urusan apalagi saat itu hape saya berada di dalam tas dan tidak tahu kalau ada telfon sebelum itu  dan sudah ada 19 kali panggilan tak terjawab. Akhirnya dengan ketenangan tingkat dewa saya mengangkat telfon tersebut dari sebrang langsung terdengar suara dari ibu saya pertanyaan pertama yang keluar adalah “kok gak pulang kan sudah liburan”  saya hanya diam di lanjutkan pertanyaan kedua “sekarang ada di mana” dan karena saya tidak bisa berbohong apalagi kepada orang tua sendiri dengan agak agak gimana gitu akhirnya saya menjawab kalau saya berada di Magelang dan seketika itu juga langsung terdengar ceramahan dari ibu saya hehe (maklum saya belum sempat pamit ke orang tua kalau mau naik ke Gunung Merbabu dan saya tidak punya niat untuk memberitahu sih).


Toko Kang Udin

Wekas
Oke karena ini Ibu saya tercinta yang berceramah maka saya sebagai seorang anak yang berbakti maka saya berkewajiban sepenuhnya  untuk mendengarkan dengan seksama sebelum akhirnya acara berceramah selesai dan telfon di tutup tapi karena saya merasa bersalah akhirnya saya telfon balik dan meminta izin kepada ibu saya heheh walaupun telat dan keuntungannya adalah saya tidak akan di suruh pulang karena saya sudah berada jauh di sini. Masalah sudah selesai dan saya merasa lega karena restu orang tua sudah di dapat hehe. Sebenarnya sambil telfon saya tidak benar-benar mengeraskan suara saya karena saya takut saudara Rookie Arnolds yang sedang tidur terbangun dan mendengarkan percakapan rahasia antara saya dan ibu saya ini (mengingat dia adalah biang gossip yang hampir tahu semua kelemahan saya) maka saya harus mengendap-endap menuju tangga dan memastikan semua berjalan lancar.
Dari Magelang kami menuju Wekas menggunakan bis kecil. Sebelum naik ke dalam bis saya sempat melihat-lihat tempat terbaik sebelum duduk ahaaa dan akhirnya mata cerdas saya langsung tertuju di pojokan di mana terdapat seorang gadis SMP mungkin kelas 3 atau juga sudah SMA yang lumayan cantik berkulit kuning langsat (mungkin keturunan cina). Terlihat mata sirik anak-anak langsung tertuju ke arah saya hahah tapi emang gue pikirin apa. Tidak berselang lama hape kesayangan saya berbunyi dan setelah saya lihat ternyata dari bung Aris daeng yang memuji kecepatan mata saya dalam mencari peluan =D. Dia sendiri tidak kebagian tempat duduk dan menjadi kenek gadungan sambil menjaga tas carrier kami. Si Bashor duduk depan dekat dengan sopir, Kang Udin berdiri di tengah dan si Rookie entah lah duduk di mana saya tidak tahu mungkin “nggandol” di belakang ya heheh.



Setelah turun di kaponan dari wekas kami langsung jalan kaki menuju pos perijnan. Jalan menuju pos perijinan langsung menanjak sekitar 3 Km. Di perjalanan lagi lagi Bashori membuat “kekonyolan “ atau lebih tepat jika saya bilang ini adalah sebuah kebodohan ya ketika ada seorang anak (mungkin baru pulang dari surau) dengan wajah Innocent nya dia langsung beradegan ingin menangkap dan menutupi jalan anak tersebut untung saja anak itu tidak lari ketakutan dan melaporkan ke orang tuanya. Sesampainya di pos perijinan kami istirahat sebentar dan sholat isya’ terlebih dahulu. Baru pukul 20.00 Wib kami melanjutkan perjalanan menuju pos puncak.

Artikel Selanjutnya : Merbabu Part II

No comments:

Post a Comment

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS

di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, d...