Sunday, 17 November 2013

Surabaya-Ponorogo (Pesona Grebeg Suro dan Festival Reog Ponorogo) Part I

07.30 Wib 4 November 2013
Seperti biasanya meeting point kali ini adalah di Terminal Bungurasih Surabaya saya dan Aris sudah janjian dengan dua orang teman untuk bertemu di sini. Kali ini gak perlu bawa Carrier yang gedenya udah kayak kulkas cukup bawa daypack biasa berisi satu pasang pakaian kami sudah siap untuk melakukan petualangan. Tujuan kali ini adalah ke Kota Reog,, yess Kota Ponorogo sebenarnya sih awalnya saya kira Cuma berangkat berdua sama aris doank setelah si Andin gak bisa ikut karena pengen pulang, Roki sibuk sama UTS nya, Bashor lagi nanjak ke Arjuno dan si Giman sibuk sama “Siti” dan dia juga mau ketemuan sama dosennya *So sweet banget kan*.
Bujangganong tampak belakang

Bupati Ponorogo Keep Smile


Ada apa di Ponorogo ?? kenapa kita milih kota ini, pertama sih saya pengen lihat Reog, dulu sih waktu kecil pernah liat reog tapi di Lumajang jadi belum lengkap kalo gak liat di kota asalnya, yang kedua karena besok adalah 1 muharam atau tahun baru islam jadi di sini ada grebeg suro. Grebeg suro sendiri dulunya adalah suatu tradisi kultural dan sejarahnya adalah ketika kebiasaan masyarakat pada malam satu suro untuk mengadakan tirakatan semalam suntuk dengan mengelilingi kota sampai di alun-alun.
Ponorogo Kota Reyog

Dengan menumpang bus Mandala kami langsung menuju kota cuss ponorogo, selama perjalanan gak heboh2 banget sih sepanjang perjalanan lebih banyak tidurnya maklum malemnya begadang sampek pagi. Pukul 11.30 Wib sampai di terminal Seloaji Ponorogo. Di sana sudah banyak tukang angkot, ojek sampek tukang becak yang menawarkan jasanya untuk mengantarkan kami ke alun-alun kota. sesuai dengan arahan kondektur bus mandala tadi bahwa biasanya tariff angkot dari seloaji-alun2 ponorogo Cuma 3 ribu *ya kalo beda2 tipis gak masalah deh* nah ini mereka nawarinnya Rp 10.000 ke atas cuy. Udah gitu sopir angkotnya masya allah deh di tawar harganya marah, gak naik angkot dia juga marah yaudah kita cuek aja bro walaupun dia terus ngejar kita cuek aja deh toh kata kondektur bus tadi jaraknya Cuma 2 Km kok.
Reyog

Bahagia itu mudah :D 


Karena sudah lapar kami akhirnya memutuskan untuk makan dulu sambil Tanya-tanya soal grebeg suro ke ibu-ibu penjual makanan. setelah berdiskusi dan menerima masukan dari pemilik warung akhirnya kami tidak a menuju alun-alun melainkan menuju pasar pon. Pasar pon adalah tempat awal akan di adakan kirab pusaka dan finishnya di alun-alun ponorogo. Enak-enak lagi fokus jalan tiba-tiba dari arah belakang sebuah mobil butut membunyikan klaksonnya keras-keras ternyata dia adalah abang sopir angkot yang tadi di terminal. Buseet dahh lama bener nih sopir pdahal kita udah jalan jauh dan sempet berhenti agak lama buat sholat eehh dia baru nyusulin kita. Sambil berteriak dia memaksa kami naik angkotnya lagi, karena kami tetap gak mau dia malah marah-marah gak jelas sambil teriak “Mlakuo nang alun-alun sampek teyol sikil mu ”sambil berlalu dan ngegas mobilnya,,  buset daah ngebet banget dia sama kita guys hehe kita sih tetep dengan gaya cool aja deh gak lucu kan rebut sama sopir angkot di kota antah berantah ini.
Reyognya mulai menggila bung

Jam setengah 2 kita udah nyampek di pasar pon, sebenarnya sih jarak antara terminal gak jauh-jauh amat tapi panasnya itu waah menyengat benget. Di sini orang udah berjubel banyak banget tapi kirab pusakanya belum mulai-mulai -___-“ sampek capek nunggunya. Akhirnya kirab pusaka mulai pukul 3 dan karena saya gak mau antri tadi akhirnya saya dapat tempat gak strategis       x_x. Tapi beruntunglah saya di anugerahi tinggi badan yang menjulang haha lumayan bisa lihat-lihat dikit bro. pusaka di bawa di depan sendiri *pusakanya berupa tombak kalo gak salah* karena iring-iringannya begitu cepet jadi saya gak jelas banget hehe.
Stay Cool

Dibelakang pusaka berturut-turut muncul dengan kereta kencana bupati ponorogo, wakil bupati dan para pejabat pemerintah sampai berbagai pertunjukan seni yang di tampilkan oleh instansi2 pemerintahan dan sekolah-sekolah di Ponorogo. Saya dan Aris melihat sambil jalan menuju Alun-alun sedangkan Sobach dan Dodik lebih memilih melihat di sekitar pasar pon. Melewati orang-orang yang berjubel dan sepeda motor yang di parkir sembarangan dengan jarak yang ternyata sangat jauh benar-benar menguras tenaga cuy. Kaki sudah serasa berat banget.

Foto-Foto By : Fotografer Handal Aris Daeng Wisnanto *kalo mau minta nomer hapenya Sang Fotografer boleh nanti by email aja :D*

2 comments:

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS

di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, d...