Sunday 9 February 2014

Solo The Spirit Of Java Part I



Sebenernya sih gak kebayang jalan kali ini mau ke Solo karena emang rencana awalnya gak jalan ke Solo, rencana awalnya sih kita mau ke Tretes buat nyobain yang namanya rafting, ajakan kali ini benar-benar tidak bisa saya tolak walapun saya masih banyak tugas buat revisi my beloved skripsi tapi karena berkumpul bersama teman-teman yang satu ini jarang banget dan pasti seru akhirnya saya iya aja sih. Untuk kali ini personil kami lumayan banyak saya, aris, rookie, ibad, adit, ipeh, bunga dan andin bakal seru-seruan di Solo. Seperti biasanya dan gak usah di jelasin lagi saya ke Surabaya dulu buat janjian ketemu dan tentunya berangkat dari Surabaya. Karena rencananya berangkat ke solonya malam menjelang pagi biar nyampek solo subuh atau pagi jadi kita bisa ngopi2 dulu dan maen Uno.
Ngopi dan maen uno di pinggir jalan Dharmawangsa sambil liatin mbak cantik yang jualan kopi mantaps bingittsss kan. Maen Uno yaah kalo biasanya kami bawa kartu Remi sekarang saatnya ganti Uno biar lebih bervariasi. Maen Uno bukan hal yang baru buat saya sih di kampus, di tempat magang dan waktu kumpul ngopi2 sering banget maen nih kartu dan tidak usah di jelaskan lagi lanjutannya saya tidak pernah kalah sekali pun hahaha ibarat maen Counter Strike saya udah pegang Magnum Sniper sedangkan musuh2 saya paling banter pegang pistol yang tinggal 3 peluru sama belati doank tinggal bidik tembak, bidik tembak doank menang terus euuuyy hahaha.
Terminal Bungurasih, Senin 00.30 wib 27 Januari 2014
Kami bergegas memilh bis yang akan mengantarkan kami ke solo pilihannya cumak 2 kalo gak Sumber Slamet ya Mira awalnya sih ibad gak setuju kalo naik Sumber Selamet ngeri katanya, kalo saya sih yang ada paling depan dan yang berangkat duluan yaudah itu yang saya naiki, bodo amat yang penting enak dan selamet tentunya haha
Terminal Tirtonadi, Senin 05.25 wib 27 Januari 2014
Kami sampai di terminal tirtonadi dengan selamat sentausa tanpa kurang apapun, setelah turun kami segera menata rencana jalan kita, tujuan pertama sih ke keraton tapi naik apa ?? awalnya tanyak pak polisi di suruh naik angkot no 02, tapi ketika kami Tanya sama penjual soto gobyos *soto yang daging ayamnya cumak 2 suwir* kami di suruh naik angkot no 06 dan dengan tariff  Rp. 6000 lhoalah enam ribu di kali orang 8 udah 48 ribu itu pun belum pasti langsung berangkat akhirnya kita cari perbandingan harga taxi saja dan eng ing eng harganya Cuma Rp 50.000 cumak beda dua ribu rupiah jelas kami pilih taxi donk agak gaya sedikit hahaha. Taxi nya yang pakai mobil Avanza itu lho ya bukan pake sedan seperti biasanya jadi muat kami berdelapan.  Pak sopirnya juga lumayan ramah dan njelasin ini itu tentang solo.
Keraton Surakarta, 06.45 wib
Bangunan di Sekitar Keraton Surakarta


Keraton Surakarta sebagai Cagar Budaya
Suasana keraton masih begitu sepi kecuali lalu lalang kendaraan yang melewati kompleks keraton dan keratonnya sendiri juga belum buka, ya iya lah masih jam segini juga. Akhirnya kami memutuskan berjalan2 dulu kami lantas jalan kaki menikmati keindahan bangunan-bangunan tua di sekitar keraton, yang rata-rata terdapat pagar dengan tinggi antara 3 sampai 5 meter, mengikuti jalan akhirnya kita sampailah di alun-alun selatan, melihat wujud kebo bule sampai  berbagai gerbong kereta tua dan ada juga kereta jenazah zaman dulu hiiiiiii. Capek, lemah lunglai butuh kopi akhirnya kita ngopi dulu lah di alun-alun solo, kapan lagi kan ya, entah siapa yang memulai akhirnya kita pun main Uno lagi, serunya lagi kali ini yang kali harus goyang oplosan cuuyy hahaha. satu Per satu sudah menuntaskan permainan ini tinggal akhirnya saya dan andin yang memproklamirkan diri sebagai “Mrs always right” harus berduel menentukan siapa yang mendapat penghormatan njoget oplosan di alun2 selatan ini, dan bisa di tebak donk siapa yang menang ya jelass saya laahhh hahaha. Kapan lagi sih lihat Andin njoget oplosan di alun-alun solo hahaha. 

Keraton Surakarta
Pukul setengah 12 waktunya kita masuk keraton solo laahh biar gak berantakan jadwal selanjutnya, dengan tiket masuk seharga Rp 10.000 kami bergegas masuk ke keraton dengan nuansa bangunan jawa-eropa ini di arsiteki oleh pengeran mangkubumi yang masih kerabat susuhunan yang kelak memberontak dan mendirikan kesultanan Yogyakarta dengan gelar sultan Hamengkubuwono I. sebelum masuk kami sempat berfoto dengan prajurit istana dengan tariff seikhlasnya, oh iya bawa kamera di kenai tariff Rp 3000 per kamera. 
Keraton Surakarta
 
Fragmen Candi Yang tersimpan di Museum Keraton Surakarta

Foto-foto Pakubuwono

 
Museum Keraton Solo

Masuk komplek keraton harus mengenakan pakaian yang sopan dan yang pakai sandal harus di titipkan dulu, pertama-tama kita menuju halaman keraton yang di sebut dengan sasana sewaka tapi kita tidak bisa leluasa masuk sana masuk sini karena terdapat banyak batas pengunjung yang tidak boleh di langgar. Oh iya konon pasir halus yang berada di halaman komplek sasana sewaka adalah pasir dari gunung merapi dan pantai parangkusumo, makanya itu ada papan pengumuman yang melarang pengunjung untuk mengambil pasir tersebut takut habis mungkin pasirnya yah hehe. Lanjut kita menuju museum keraton Surakarta di sana kita bisa melihat papan silsilah dari kerajaan Surakarta, bagian-bagian candi yang di temukan di jawa tengah, dan banyak peralatan kesenian, senjata prajurit dan pakaian prajurit Surakarta jaman dahulu kala dan juga ada kereta kencana yang di pakai oleh raja-raja Surakarta. 
Silsilah Dinasti Mataram
Bangunan Keraton Surakarta
Keraton Solo

Kebo Bule di Alun-Alun Selatan

Warung dhe nah 
Museum Keraton Solo
Museum Keraton Solo

Kereta Kencana Raja-Raja Mataram


                                                                                      

No comments:

Post a Comment

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS

di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, d...