Thursday 17 October 2013

Gunung Arjuno 3339 Mdpl (Menggapai Arjuno Via Tretes) Part II


Rute bebatuan dan langsung menanjak  menyambut kita kali ini. Sumpah gak enak banget sih rute kayak gini rute nya sih bisa di bilang mirip kayak di gunung lawu but it’s the challenge bro. sempat istirahat di sebuah pondokan kecil entah itu di sebut pos apa gak whatever lah yah yang penting bisa ngadem bentar. Karena kita anak metal dan anti mati gaya perjalanan kami pun tak pernah sepi dari lawakan dan guyonan dan actor nya siapa lagi kalo bukan si Roki dan si Giman dua actor baru broohh. Ya aktornya memang si giman dan si roki kali ini tapi yang menjadi artis atau pusat perhatian kali ini bukan mereka berdua bukan pula aris apalagi saya. Yeeess pusat perhatiannya kali ini adalah Achmad Samsul Huda atau yang lebih akrab di panggil bang Sams. Semua tingkah lakunya tak lepas dari pantauan si pembawa infotemen kita Rookie dan Giman. Mulai dari penampilan bang sams yang terus pake jaket ya emang aneh sih siang-siang ketika matahari sedang terik-teriknya dia malah pake jaket sambil jalan pula gak kebayang deh panasnya gimana tapi mungkin buat bang sams penampilan numero uno bung oke lah gue suka gaya looh bro tapi apa yan gak kepanasana apa ?? tapi emang kenyataanya sih gak ngarush sih ya sama bang sams. dan yang sedikit menyebalkan adalah semua anggota tim di panggil dengan panggilan Mas contoh “Mas Roki, Mas Aris, Mas Giman” sedangkan gue tetep aja di panggil kayak biasa gak pake mas. Tapi yah gak papa deh malah saya pengen muntah kalo bang sams manggil2 mas gitu deh yah haha secara saya udah kenal dia sejak pertama masuk kelas SMA.
Perjalanan kali ini tergolong lancar sih ritme jalan kami juga sangat bagus, berhenti hanya kalo udah capek semua atau kalo Giman lagi memenuhi panggilan alamnya yang mengharuskan dia membawa parang, tisu kering, tisu basah dan sedikit air untuk selanjutnya mencari tempat yang strategis untuk memenuhi kebutuhan biologis nya eeeiittss jangan pikiran jorok yah hahah tafsirkan sediri aja deh tulisan di atas haha Sorry beroohh :D. sempat bertemu pendaki dari Jakarta yang di tinggal temannya yang anak Sidoarjo dan tanpa sebab yang jelas jadi dia akhirnya melanjutkan perjalanan menuju puncak seorang diri (pukpuk deh buat mu bang) walaupun sempat menawarkan bareng kita2 aja dan dia menolak secara halus,, saya sih curiga kalo dia tau kalo muncak bareng kita bakal gokil, gila memalukan dia dan keluarga nya haha dan sepertinya dia tidak siap mental buat itu semua haha.
pos pondokan

Kira-kira pukul setengah 3 kami sampai di pondokan. Pondokan adalah tempat para penambang belerang membuat pondok dan tempat mengumpulkan belerang yang mereka tambang. Di sini juga terdapat sumber mata air dan musholla jadi sekalian ngambil air sekalian sholat dlu. Urusan air selesai kita lanjut jalan menuju lembah Kijang. Jarak antara pondokan dan lembah kijang tidak terlalu jauh. Sampai di sini kami mulai bingung antara langsung menuju puncak dan camp di sana atau camp di slembah kijang. Setelah diskusi akhirnya kami sepakat buat camp di lembah kijang karena di sini juga ada mata air jadi sangat nyaman buat camp selain itu hari sudah semakin petang dan kami belum melewati alas lali jiwo yang konon kabarnya jika kita melewati hutan ini ketika maghrib menjelang maka jiwa-jiwa yang melewatinya akan terasa hilang kesadaran dan tersesat entah kemana. Jadi sangat tidak di sarankan melalui hutan tersebut ketika maghrib tiba.
Lembah Kijang 19.00 Wib
Atas prakarsa bung Aris daeng setelah selesai dengan urusan masak-memasak kami menyalakan api unggun, membuat kopi, siapkan Mild masing-masing dan duduk dengan posisi terbaik jadi lah malam keakraban, malam sesi curhat atau apalah namanya. Pemateri pertama kita kali ini adalah yak kita panggil saudara Luqman Giman …. isinya yaitu tiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiiittttttttttt sensor semua karena hanya untuk kalangan terbatas hehe kalo mau tau isinya langsung aja sms ke orang nya okeee :D . selanjutnya adalah bang Sams materi yang dia berikan adalah curhatan dia sejak pertama bertemu sampai bisa menjalin kisah cinta abadi untuk selamanya dengan pacarnya sekarang so sweet banget deh ya, karena materinya tentang cinta2an jadi saya absen gak memberi kuliah dulu guys hehe. Setelah malam keakraban selesai api unggun padam saatnya para arjuna ini kembali ke peraduannya guys besok summit attack ke puncak
Lembah Kijang
Ereng-ereng

Pukul 4 pagi ayam berkokok, bau harum masakan ibu tercium sedaap sekali dan plaaakkk ternyata hanya mimpi, suara alarm handphone berbunyi, dan percakapan pertama yang kami lakukan adalah tentang Babi Hutan yang “mengambil kopi kami” buseeett dah ternyata babi hutan juga suka ngopi. Saya sih gak tau persis adanya babi hutan tapi menurut bang sams dan rookie babi hutan tersebut datang dan nyeruduk2 samping tenda gitu berhubung saya tidurnya di tengah jadi gak tau dan gak mau tau yang penting tidur saya nyenyak whatever lah yaauu heheh. Sisa  Kopi yang tadi malem yang tidak sempat kami pakai  kami tinggalkan sudah robek dan di bawa kabur oleh tu babi hutan dan untung nya sih logistic primer kami udah masuk tenda semua.
sunrise 

Pukul setengah 5 kami summit attack ke puncak kami hanya membawa beberapa perbekalan secukupnya saja dan sisanya kami tinggalkan di tenda. Jarak meuju puncak kira2 3 atau 3 setengah jam lah begitu menurut bung giman. Tapi rasanya kok jauh banget sih ya . berjalan melewati ereng-ereng dan mlipir-mlipir untuk sampai puncak terbukti adalah metode yang paling ampuh untuk mencapai puncak. Separuh perjalanan ternyata perut kita sudah meraung-raung minta di isi. Berhubung gak bawa kompor dan nesting yang kami tinggalkan di tenda akhirnya makanan kecil adalah jalan keluar yang paling pas. Sambil istirahat, “Ngudud mild” di temani lagu yang lagi hits kali ini djarum cokelat yang mengalun indah dari mulut abang fadli “padi” sambil menikmati pemandangan gunung welirang dan gunung penanggungan di depan aaahhhh indahnya hidup
Perbatasan Malang-Pasuruan di puncak Arjuno cuy

Halangan dan rintangan menuju puncak itu biasa sih ya seperti keberet ranting pohon sampek berdarah-darah aarrgghhhh tapi saya percaya luka adalah tanda kejantanan seorang lelaki eeaaakk sok banget sih haha. Angina yang kencang hampir menerbangkan tubuh kecil saya *yang ini agak di dramatisir* tapi serius anginnya sangat kenceng cuy. 100 meter menjelang puncak kami bertemu pendaki dari malang yang lewat jalur lawing dan camp di sana dan mereka bercerita bahwa malam tadi anginnya sampek merobohkan tenda mereka waaauuuu keren guys haha sorry bang. Satu yang bisa saya simpulkan bahwa camp di lembah kijang tadi adalah keputusan yang tepat :D
Puncak Arjuno 

Setengah 10 kami sudah sampai puncak semua dan subhanallah indah nya pemandangan menghampar luas di hadapan asiiikk banget cuy :D . Sekarang adalah saatnya mencari posisi yang pas buat foto haha narsis mode on jeehhhh. Menggapai puncak arjuno telah selesai foto2 pun telah kelar saat nya kita turun broohhh udah adem banget di puncak. Giman, Rookie dan saya memimpin di depan sedangkan bang sams da naris agak di belakang awalnya perjalanan begitu lancar mengikuti jalan setapak yang ada, rencana istirahat sebentar di batu besar yang kami lewati tadi. Tapi semakin lama jalan kok semakin curam, tidak ada tanda2 jejak2 kaki yang pernah melewati jalan ini. Oohh men kami sadar kalo kami tersesat. Saya dengan kondisi kaki yang habis keberet kayu, manggul carrier sendirian dan sandal yang udah jebool pula di tinggal di belakang sendiri. Saya sempat melihat wajah giman yang agak panik sedangkan si rookie terus menerus mendesak dan menyalahkan giman yang ada di posisi depan sendiri dan menurut si rookie dialah yang paling bertanggung jawab atas hal ini. Sumpah ya kalo pas lagi nulis blog gini udah bisa senyum2 sendiri inget kejadian itu tapi percaya deh pas kejadiaan itu hati dongkol sedongkol2 nya hahah udah jatu2 kena tanaman2 gak jelas yang nempel semua di badan pake acara nyasar segala. Tapi untung masih ada si aris dan samsul yang udah teriak2 sekenceng2 nya. Ampun dehh jalannya udah kaki pegel semua harus nanjak dan gulung2 lagi haha.
Palaga In Arjuno

Arjuno Mencari Cinta 

Kembali ke jalan yang lurus akhirnya kami tiba di lembah kijang dan segera masak dan packing tenda kami. Setelah istirahat pukul setengah 4 kami langsung melanjutkan perjalanan turun. Sampai kokopan sekitar pukul 7 malam istirahat dan menjinakkan perut yang sudah mulai keroncongan adalah hal wajib. Seltelah selesai seperti biasa kami leyeh2 sebentar, walaupun kami semua sedang santai tapi tidak dengan aris dia terlihat sibuk mengumpulkan sampah2 kecil untuk di bakar ya udah sih emang hobinya dia gitu hehe. Tak lama dia dengan gembiranya kembali kepada kami dan membawa sebungkus rokok kretek (isinya sih kalo gak salah tinggal 2). Saya lihat sekilah bungkusnya udah mulai agak luntur dan iiihhhh gak tertarik banget deh lagian mild gue masih ada. Beda saya beda lagi donk dengan giman dengan semangat dia langsung menawarkan diri untuk mencoba nya “sng penting ngukus cuy koyok sepur”  haha slogan baru jeehh di gunung apa sih yang gak buat dia. Iseng2 saya Tanya pada aris “nemu ndk endi iku ris rokok,e” dan dengan enteng dia menjawab “Iku nemu ndk nisor,e wit” dan entah siapa dulu yang memulai provokasi bahwa rokok tersebut adalah rokok sesajen dan secara reflex si Giman langsung membuang rokok nya hahah ya tapi setidaknya dia lah satu2nya teman saya yang berani nyedot rokok yang di “duga” sajen siipp broo lanjutken setelah itu ujung2nya pun cerita horror udah aahh jalan dulu aja ntar aja cerita nya. And finally sekitar setengah 11 kami sampai di pos perkampungan warga setelah menyempatkan ngopi dan melakukan ritual totalan mburi akhirnya kami pulang ke kos masing-masing dan selamat menikmati njarem2 di sekujur tubuh anda gaeesss sampai jumpa di petualangan selanjutnya :D
Artikel Terkait : Mendaki gunung arjuno via tretes Part I
              

2 comments:

  1. wkwkwk.. podo - podo cerito arjuna marene mas..

    ReplyDelete
  2. Silahkan kunjungi http://www.pendakian-tretes.bl.ee untuk informasi seputar pendakian G. Arjuno & G. Welirang

    ReplyDelete

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS

di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, d...