Tuesday 26 February 2013

My Gear



Dalam melakukan suatu kegiatan outdoor kita pasti tidak bisa lepas dari namanya peralatan. Tanpa peralatan yang memadai suatu kegiatan pasti akan mengalami hambatan, ketitaknyamanan maupun kegagalan. Naahh  dalam rangka itu pun saya berusaha untuk memenuhi perlengkapan maupun peralatan yang di butuhkan, dan sekarang adalah waktunya membahas apa saja peralatan yang saya miliki dan sejarah yang ada di dalam nya yak =).
Kompilasi

1. Carrier Deuter Futura Vario Women Series 45+10.
Serinya emang women series tapi karena nih tas pabrikan dari jerman ya mungkin nyesuaikan dengan badan-badan orang eropa yang gede-gede. Agak risih sih dengernya ya women series tapi gue yang pake’. Sebenarnya sih bukan ukurannya sih yang jadi pertimbangan yang menjadikannya sebagai women series tapi struktur punggung jadi di deuter women series tidak terlalu panjang seperti produk deuter pada umumnya. Tas gunung ini di lengkapi dengan
·         air comfort ventilation,
·          raincover, sarung buat menahan carrier dari serangan dan  serbuan (kayak perang aja ya) air hujan dan melindungai isi tas kita supaya tetap kering.
·          sos label,
·         wet pocket,
·         vari flex system yang tetap bisa memberikan kita keseimbangan walaupun dengan beban yang berat, dan
·          Hydration System 3,0 L tempat buat menyimpan air mempunyai kapasitas hingga 3 liter.
Carrier ini saya beli dari teman saya ketika naik ke semeru oktober tahun 2011 lalu, dengan harga ketika itu Rp.800.000 dan terbukti dengan meyakinkan mampu menguras tabungan saya dengan bersih dan tanpa sisa, mahal sih tapi demi kenyamanan dan keselamatan harga tidak jadi masalah #ehemm.


2. Sandal Eiger
Sandal gunung Eiger yapp ini adalah kebanggaan saya =) dan sandal yang ini adalah sandal kedua yang saya beli mau tau yang pertama kemana ???  oke saya harus jujur dan move on yang pertama telah di curi oleh maling di kos teman saya dan ironisnya sandal yang pertama belum pernah saya ajak naik gunung sama sekali!! Ironis bukan tapi ya gak papa deh itung-itung amal lagian saya juga udah punya yang ini. Saya beli dengan harga Rp. 125.000 sandal ini sudah menemani saya kemana-mana antara lain dua kali ke semeru, ke Gunung lawu, gunung penanggungan, gunung sumbing, gunung merbabu. Walaupun namanya sandal gunung tapi tidak hanya saya ajak naek gunung tapi juga pergi ke mall pergi ke desa pergi ke kota, ke pasar pergi ke kampus kadang, dan banyak  yang  lainnya deh . sempat putus ketika naik ke Gunung Merbabu (mungkin karena saya sombong dan pamer kepada teman-teman waktu itu) tapi akhirnya saya sambung lagi dan sampai sekarang hubungan  kami tetap baik-baik saja (kok kayak pacaran ya).

3. Sleeping Bag Karrimor
Sebagai seorang backpacker dan punya hobi khusus kepada yang namanya naek gunung saya tentu saja harus punya tempat yang nyaman buat tidur. Dulu,, dulu banget waktu SMA saya  naek gunung tanpa bawa Sleeping bag dan tanpa tenda saya kedinginan pake banget entah apa yang dulu saya pikirkan ya tapi ya karena banyak temannya ya berangkat aja. Karena jujur di Lumajang jarang bahkan gak ada toko khusus yang  menyediakan menjual peralatan outdoor dulu saya menganggap sleeping bag adalah barang mahal dan mewah (tentu menyesuaikan dengan kantong anak SMA). Dan akhirnya waktu itu pun datang ketika saya sudah kuliah dan toko-toko penjual outdoor bertebaran di mana-mana akhirnya saya bisa juga membeli barang “mewah” dengan seharga Rp. 135.000 malam-malam saya akhirnya sedikit lebih hangat. Oh iya uang Rp.135.000 itu juga berasal dari kantong kakak saya dengan kata lain itu adalah free karena yang membelikan adalah mas Fajar ;-)

4. Matras Eiger
Matras Eiger Ini adalah salah satu peralatan yang pertama kali saya beli. Mau tau kenapaa?? Yak karena matras adalah salah satu peralatan yang paling murah dan terjangkau untuk seorang yang belum bekerja seperti saya heheh #Jujur. Saya tukar dengan uang Rp 45.000 dari dompet saya akhirnya matras warna hitam itu pun resmi berganti tuan dan saya adalah tuan baru nya =). Oh iya sebenarnya sih untuk ukuran matras kata teman-teman sih saya masih bisa mendapatkan yang lebih murah jika saya mau beli beli di pasaran dan tanpa embel-embel merk tapi ya apa daya sudah terlanjur beli ini.

5. Nesting
Karena di gunung tidak ada yang berjualan makanan (kecuali gunung Lawu) maka kita harus bisa dan harus masak sendiri. Konsekuensi logis dari hal itu adalah kita harus mempunyai peralatan masak yang memadai untuk di bawa. Selain ukurannya dan fleksibilitas tapi juga harus mempunyai  berbagai fungsi untuk memasak. Terdiri dari tiga tumpuk panci kecil multi fungsi bisa buat masak nasi, masak air biar mateng, masak lauk pauk dan terakhir bisa di jadikan ganti piring makan. Nesting ini juga biasa di gunakan oleh anggota TNI maka tak mengherankan kalau agak berat sedikit. Asal muasal nesting ini adalah ketika saya merayakan hari ulang tahun saya dan karena saya tidak menerima hadiah dalam bentuk cash agar tidak di anggap suap oleh KPK maka saya meminta nesting sebagai gantinya kepada pihak-pihak yang ingin memberikan saya hadiah hehe. Dan pemberi yang beruntung itu adalah kakak saya sendiri mbak yusi krisma ya meskipun agak cerewet tapi gak papa deh yang penting di kasih hadiah terima kasih mbak yusi (nadanya kayak di iklan klinik tong fang) =)

6. Kompor Gasmate
Alkisah ketika saya mau melakukan pendakian ke Semeru lalu saya belum memiliki kompor sendiri dan tidak ada pinjaman. Dengan perhitungan laba rugi yang ada akhirnya saya memutuskan menambah asset saya untuk perhitungan jangka panjang juga. Dan kebetulan juga masih ada sedikit dana mengendap di rekening saya jadi dengan keputusan yang bulat saya melakukan pembelian penting ini (perhitungan ala anak ekonomi). Daripada memiliki bahan mentah yang melimpah tapi tidak ada alat buat mengelolanya ujung ujungnya pun pasti kelaparan. Dengan harga sekitar Rp. 145.000 atau Rp 135.000 ya saya sedikit lupa heheh akhirnya impian saya memiliki kompor sendiri terwujud alhamdulillah.

1 comment:

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS

di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, d...