Thursday 24 May 2012

Bukan Sekedar Nasi Jagung Biasa


Bukannya saya terinspirasi berat oleh lagu iwak peyek sego jagung yang belakangan ini berdedar tapi saya memang suka berat sama nasi jagung =). Itu bisa di maklumi karena dahulu saya sempat di asuh oleh orang madura (saya harus berterima kasih dengan mereka semoga amal-amalnya di terima di sisinya amin). Karena kesibukan orang tua saya sebagai seorang pengabdi pada Negara jadi saya harus di asuh oleh orang yang saya menyebutya “mak jono”. Saya di asuh pada pagi hari rampai siang hari ketika orang tua saya sudah pulang dari mengajar di sekolah dasar. 
Karena kedekatan dengan mereka yang secara tidak langsung sejak masih kecil saya sering makan nasi jagung. Karena sudah banyak di ketahui kalau nasi jagung dahulu adalah makanan pokok orang madura. Hal itu terus terbawa sampai saya kuliah di kota bunga kota Malang. Berawal dari teman saya yang secara kebetulan sempat membeli nasi jagung di daerah Klaseman dekat kontrakan kali. Sejak saat itu saya sangat tertarik untuk dapat mengetahui tempat jualan orang tersebut secara langsung
Setelah menginterogasi teman saya tersebut akhirnya keesokan harinya saya bertekat mencari sendiri tempat tersebut. Setelah sempat nyasar-nyasar akhirnya saya putuskan bertanya kepada orang-orang di sekitar (daripada malu bertanya sesat di jalan heheh).Akhirnya pengorbanan saya terbayar lunas setelah saya bisa menemukan toko kecil yang menjual produk unggulan nasi jagung tersebut.
Jangan salah dengan tampilan produk yang sepertinya tidak menjajikan ini karena pada kenyataanya saya harus mengantri tiga puluh sampai empat puluh lima menit setiap pagi. Bayang kan saya yang biasanya habis sholah subuh pukul setengah lima molor lagi sampai sepuluh menit menjelang kuliah di mulai sampai menyempatkan diri dan merelakan waktu tidur pagi saya terpotong hanya untuk bisa menikmati makanan lezat tersebut. Karena bisa di pastikan setelah lewat pukul sepuluh pagi maka nasi jagung tersebut akan ludes. Padahal ibu penjual nasi jagung tersebut buka mulai pukul setengah enam bahkan kadang-kadang pukul enam pagi. 
Harganya yang hanya empat ribu rupiah per bungkus yang sangat terjangkau oleh ukuran kantong mahasiswa dan para backpacker yang kantongnya tidak tebal-tebal amat kita sudah bisa mendapatkan nasi jagung hangat dengan tempe mendol beberapa buah dadar jagung, dua buah ikan asin, sayuran yang segar dan tentunya sambal yang sangat mak nyussss. Dan bisa di pastikan kelak setelah saya lulus dan bekerja salah satu hal yang sangat saya rindukan adalah sebungkus nasi jagung hangat tersebut. Pada akhirnya adalah saya harus pergi mengantri dulu sebungkus nasi jagung untuk sarapan pagi. ^_^

No comments:

Post a Comment

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS

di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, d...