Thursday 17 January 2013

Unforgettable Sumbing (Via Desa Mangli Magelang Jawa Tengah ) Part II




Selesai di Php (pemberi harapan palsu) oleh kang udin dkk kami melanjutkan perjalanan melewati segoro bajangan dan segoro winih tapi kang udin dan mbah pathuk tidak ikut bersama kami karena mereka mau menuju puncak lawang terlebih dulu nanti mereka menyusul. Di sini kami melewati padang savanna yang luas dan tebing-tebing di kanan kiri yang sangat indah jalannya pun sudah mulai datar sangat menyenangkan sekali melewati jalanan seperti ini tenang dan sunyi namun indah. Selepas itu kami melewati batu merah dan kami juga melewati bongngkahan batu yang di susun melingkar dan di tengahnya ada kembang-kembang dan seperti sesajian dan ternyata itu adalah makan dari ki makukuhan seorang penyebar agama islam di daerah tersebut kata teman-teman sih di sini ramai kalau sudah tanggal 21 malam bulan puasa banyakorang yang naik Gunung Sumbing untuk menyambangi makam ki makukuhan. 
Savana di Sumbing


Di depan petilasan atau makam ki makukuhan ada kawah gunung sumbing dan bau belerang pun mulai menyengat. Air belerang yang konon mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit banyak terdapat di sini bahkan yang masih mendidih. Kawah di sini sangat asiik lah. Tapi yang membuat saya risau sih sebenarnya saya mulai tadi berpikir ini puncaknya mana sih. Sumpah perjalanan kali ini lebih dari yang saya perkirakan. Saya kira tidak lebih berat dari saat mendaki G.Merbabu kemarin tapi ternyata oh ternyata sangat panjang dan berat pemirsa. Jalanan mulai agak menanjak lagi di depan sudah terhampar segoro wedi hamparan pasir yang menyerupai pantai aneh tapi memang itulah yang terjadi seperti pantai di tengah gunung.
Kawah Sumbing


Kang Udin dkk di Kawah Sumbing

Istirahat Bersama Di Kawah
Air Belerang Yang Mendidih


Karena tenaga kami semua sudah mulai menipis dan ternyata kan udin dkk juga belum yakin yang mana puncak sumbing kami pun memasak makanan dulu. Hari sudah beranjak petang ritual makan sore pun sudah selesai kami berunding menentukan puncak gunung sumbing sesungguhnya (saya sedikit heran karena sejak kemarin saya tidak bertemu dengan pendaki lain). Akhirnya kami yakin bahwa untuk menggapai puncak kami harus melewati tebing curam yang brdiri di hadapan kami agak sedikit gak yakin sih tapi ya sudah lah lewati terus. Alhamdulillah sesuai dengan pwerkiraan kami ternyata itu memang benar puncak G. Sumbing di hadapan kami sudah berdiri gagah G.Sindoro dengan pemandangan langit warna orange yang sangat  menawan. Malam segera turun setelah foto-foto sebentar kami langsung turun praktis hanya sekitar 5 menit kami berada di puncak karena angin yang sudah mulai kencang dan tidak bersahabat di tambah lagi malam sudah menjelang. 
Makam Kiai Makukuhan
Tanjakan Terakhir Menuju Puncak Sumbing
Segoro Wedi
Puncak Sumbing
Di tengah perjalanan turun kira-kira sekitar tanah putih  mbah pathuk tiba-tiba mengalami sakit tapi kok gejalanya seperti orang kesurupan ya. Ternyata dia alergi terhadap sarden yang kami masak tadi. Dia menggelepar tak berdaya (agak alay bahasanya) tapi emang kenyataanya kayak gitu sih. Di temani kang udin mbah pathuk semakin menjadi-jadi dan celakanya di kotak obat gak ada obat buat alergi. Kasihan nih mbah pathuk. Atas instruksi kang udin kami di suruh turun dulu tadi sih rencananya kita mau camp di pos dua tapi lupakan rencana itu kisanak keadaan sudah darurat akhirnya kita camp di watu kotak camping ground yang paling dekat dengan kami saat itu.karena agak tergesa-gesa dan tidak hati-hati berakibat saya terjatuh tengkurap dan akhirnya senter kesayangan saya pecah hiks-hiks. 
Puncak G. Sindoro dari puncak Sumbing

Puncak G.Sindoro Lagi

Sesampainya di watu kotak kami langsung mencari spot yang enak buat camp tapi yang ada Cuma cukup buat dua tenda saja yah dengan terpaksa kami harus berdesak-desakan dengan di dua tenda yang ada bahkan mas yonno harus tidur di luar tenda. Tidak ada hal khusus yang kami lakukan setelah makan kami malah tidur karena rasa lelah yang luar biasa. Saat sedang enak tidur sekitar jam 12 cover yang melindungi tenda kami tiba-tiba lepas dan anginnya seeeer dingin banget. Dengan terpaksa saya dan khoirul keluar tenda untuk memperbaikinya.
Sunset
2 Desember 2012
Karena dingin yang amat sangat saya tidak dapat tidur dengan nyenyak semalam entah dengan teman-teman yang lain. Sleeping bag yang saya pinjam dari si Rookie tidak mampu menahan hawa dingin yang  rasa nya menyiksa (kalau tau dinginnya kayak gini mah saya bawa sleeping bag karimor kesayanagan saya sendiri) tapi tetep terima kasih lah buat si Rookie =). Pagi ini begitu cerah terlihat gunung sumbing di hadapan kami dengan sedikit awan tipis yang menyelimutinya. Sesuai rencana pagi ini kami akan turun gunung. Sebelum turun untuk mengisi kembali tenaga yang telah habis kami masak besar kali ini dan menu utamanya adalah ayam goring. Sekarang yang menjadi masalah bukan cuaca atau tidak ketemu jalur lagi tapi karena air yang kami bawa sudah habis tinggal setengah botol dan itu harus di bagi menjadi Sembilan orang. Praktis pagi itu kami hanya minum segelas teh dan itu pun di bagi rata. Tapi yaah itulah naik gunung susah senang bersama. 
Camping Ground Watu Kotak
Usai makan pagi dan packing semua barang kami langsung turun pasar watu lalu peken setan (pasar setan). Turun kami sangat jarang istirahat selain karena jalanan yang turun kami juga sangat kehausan jadi terus turun sampai ketemu mata air pokoknya. Sampai di pos 2 kang udin membuka nata de coco yang dia bawa cukuplah untuk mengobati sedikit dahaga kami walaupun kurang puas seperti kalau kita minum air. Di bawah pos dua kami menemukan sungai kecil yang lumayan jernih airnya. Tanpa pikir panjang saya langsung mengisi botol air minum saya sampai penuh fyuuhh leganya. Sampai akhirnya kami sampai di desa butuh kec. Kejajar kab. Wonosobo 
Pos Perijinan
Sekret salah satu Mapala di Wonosobo
Berikut adalah Rute yang kami lewati selama Pendakian
Start : Desa Mangli ==> Alas Ruwet ==> pos dua ==>  puntuk ==> pertigaan sereal ==> Pertigaan butuh/pos tiga ==> ereng-ereng putih ==> Gerbang angin ==> segoro banjaran ==> Segoro winih ==>  batu merah ==> petilasan / makam ki makukuhan ==> kawah==> Segoro wedi ==> puncak buntuk ==> tanah putih ==> watu kotak ==> pasar Watu ==> pasar setan ==> pos 2 ==>  pos 1==>  Garung
*catatan : kami memulai perjalanan pendakian kali ini lewat jalur mangli kec. Kaliangkrik Kabupaten Magelang dan finis di dusun garung desa butuh kecamatan kejajar kabupaten Wonosobo.
*anggota tim : Fery puji, Aris Daeng , Bashori, Hendrik, Khoirul, Mbah Pathuk, Kang Udin, Mas Yonno, Kampling (nama di sesuaikan dengan panggilan saat pendakian)

3 comments:

  1. kangen per....kapan sih bisa traveling ato naik gunung bareng :3 berarti ga ke sindoro juga ini ya? lebih tinggi sindoro kan ya?

    ReplyDelete
  2. haha Ranukumbolo menanti ndin
    enggaklah lebih tinggi sumbing
    dan ini adalah gunung tertinggi nomer 3 di jawa setelah semeru dan slamet

    ReplyDelete
  3. mas naek via mangli turun via garung treknya gimana?

    ReplyDelete

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS

di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, d...