Monday 2 April 2012

Gunung Penaggungan, Aka Gunung Pawitra, Miniatur Mahameru


Perjalanan di mulai tanggal 4 Maret 2012 dari Surabaya. Pukul 10.09 kami start dari Medaeng menuju pos perijinan di kecamatan Trawas Kab. Mojokerto. Ditengah perjalanan dari Surabaya melewati Sidoarjo dan Pasuruan kami berpapasan dengan pendukung kesebelasan Persebaya Surabaya, para Bonek ini akan menyaksikan pertandingan Persebaya Vs Arema Indonesia. Derby Jawa Timur yang penuh dengan gengsi yang di selenggarakan di Gelora Bung Tomo.
Pos perijinan G. Penanggungan

jalan setapak 
     


Jalan menuju puncak

Pukul 12.05 kami sampai di pos perijinan. Setelah istirahat sebentar  dan menitipkan sepeda motor kami berangkat menuju puncak penanggungan. Tidak berapa lama kami berjalan tiba-tiba ada sebuah pick up tua milik warga sekitar yang hendak mengambil kayu (kalau saya lihat hutan disekitar penanggungan adalah hutan produksi. Pohon-pohon disini lebih berupa pohon produksi, selain itu ada juga pohon durian dan perkebunan tebu).

Aris Daeng beristirahat



Hampir sepuluh menit kami menumpang akhirnya kami turun karena pick up nya akan berbelok arah. Jalan menuju puncak langsung menanjak dengan jalan yang terdiri dari tanah-tanah dan batu-batu cadas. Pukul 15.35 samapi didataran yang semula kami kira adalah puncak penanggungan tapi ternyata hanya puncak bayangan. Awalnya kami akan mendirikan tenda disitu tetapi teman-teman yang lain memutuskan untuk meneruskan perjalanan, karena cuaca juga masih cerah. Sekitar 20 menit kami berjalan hujan mulai turun walaupun tidak terlalu deras. Setelah berjalan terus kami menemukan sebuah gua (sebenarnya hanya sebuah  batu yang sangat besar yang menumpuk pada batu yang lain yang juga sangat besar sehingga membentuk gua)
Berada di rumah "Gua"
Setelah hujan cukup reda kami melanjutkan perjalanan. Kira-kira pukul 16.25 Wib akhirnya kami sampai di puncak gunung penanggungan. Awalnya kami sempat mengira jika puncak ini juga  merupakan puncak bayangan. Kabut yang sangat tebal membuat kami kesulitan untuk memastikan itu benar-benar puncak penanggungan atau bukan jarak pandag saat itu tidak lebih dari 4 meter saja. Akhirnya kami memutuskan untuk mencari tempat yang baik untuk mendirikan tenda dahulu . Tapi rupanya tidak ada tempat yang cocok untuk membuat tenda karena rute dari tadi hanya berupa lereng-lereng yang  tidak memungkinkan untuk mendirikan tempat berteduh. Untuk mendirikan tenda jga sangat tidak memungkinkan. Karena cuaca yang buruk (takut ada petir yang mampir ke tenda kami) akhir nya kami putuskan bahwa kami harus kembali turun. Ada dua opsi pilihan pertama kembali ke puncak bayangan atau hanya di gua tadi. Saya lebih memilih untuk kembali ke gua saja karena kalau kita harus kembali ke puncak bayangan akan membuang banyak tenaga karena jaraknya sangat jauh.


 Setelah membersihkan gua dan menata tempat tersebut senyaman mungkin meskipun tidak akan senyaman di rumah sendiri hehe ^_^. Ditemani alunan lagu must have been love nya ROXETEE (trendding topic perjalanan kali ini selain lagu iwak peyek dan GBT) Kami membuat hidangan makan malam. Dengan sedikit usaha akhirnya jadilah nasi "galau" dan kopi panas untuk hidangan makan malam ini. Penanggung jawabnya adalah cheff Rookie Arnolds yang tanpa sepengetahuan saya dan Aris dia rupanya telah memberikan sentuhan magic nya yang membuat nasinya menjadi "galau" dan gosong hahah just kidding bro.
Tiga pendaki tangguh


Ketika akan memulai makan malam ada dua orang pendaki lain yang datang dalam kondisi basah kuyup mampir ke "rumah gua" kami. Sesuai dengan azaz kemanusiaan akhirnya kami menawari mereka untuk makan bersama kami. Tetapi tampaknya mereka ragu untuk mencobanya takut di racuni rupanya haha, walaupun akhirnya habis juga. Malam hari kami lewatkan dengan melihat kelap kelip lampu kkota yangsepertinya sangat kecil. Tetapi pemandangan saat itu sangat indah. Dihadapan kami juga berdiri gagah dua gunung yaitu gunung Arjuno dan gunung Welirang (perjalanan selanjutnya  saya ingin menikmati pemandangan dari puncak kedua gunung tersebut). Kami benar-benar menikmati keindahan ciptaan Allah SWT.
Kebaikan mengalahkan kemungkaran

Ditemani secangkir kopi hangat, beberapa batang Mild dan camilan yang benar-benar nikmat (karena tida ada yang jualan lagi di gunung heheh) kami banyak bercerita tentang pengalaman kami masing-masing. Aris yang bercerita tentang betapa nakalnya dia saat masih sekolah dulu. Tentang kebiasaan merokok saat bolos sekolah sampai dia di kasih rokok paling enak oleh gurunya hehehe (sayangnya saya rupa nama rokok tersebut) dan yang paling seru adalah kisah cintanya yang bagaikan novel (fight for your choice kawan heheh) . Rookie yang harus melawan tirani penguasa dalam keluarganya. Perjuangannya untuk mencari kebebasan. semoga om kamu yang katamu adalah pendeta tidak mengutukmu kawan hahah. Kisah cintanya yang  tidak jelas (makanya dia lebih memilih menjalani hari-harinya sekarang dengan hamster kesayangannya hahah ^_^ (Sorry rok saya harus menyampaikan kebenaran kepada masyarakat luas). Saya sendiri tidak banya bercerita karena masa kecil saya sudah sangat bahagia dan tidak banyak cerita konyol yang layak untuk di bahas haha (benar-benar objektivitas penulis harus di pertanyakan) dan sedikit tentang "dia". Ketika kabut mulai turun dan hujan juga ikut bersamanya akhirnya kami tidur di "rumah gua" kami lagi.

Puncak Penanggungan

 
Terbangun karena tetesan air hujan dari atas gua saya tida bisa menikmati matahari terbit karena kabut yang terlalu tebal menutupi pandangan kami. Pukul 07.52 wib kami kembali menuju puncak penanggungan hanya sekedar melihat karena di puncak masih tetap berkabut dan hujan. Tentang puncak penanggungan memang benar yang kemarin. Jadi yang kemarin bukan puncak bayangan lagi. Pukul 10.05 wib akhirnya kami turun dan sampai di pos perizinan pukul 12.05 wib. Kami hanya sebentar saja beriistirahat karena rencananya kami akan mampir dulu ke pemandian air panas pacet.

No comments:

Post a Comment

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS

di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, d...