30 November 2012
Setelah menurunkan Carrier-carrier
besar kami dari Bus Sumber Kencono yang membawa kami dari
Surabaya perlahan meninggalkan kami di
terminal Giwangan Jogjakarta. Dari
terminal Giwangan kami melanjutkan perjalanan menuju magelang naik bis kecil.
Sesampainya di Magelang kami istirahat sejenak dan mengisi perut yang sudah
mulai keroncongan. Dari terminal magelang kami langsung menuju rumah dan juga
di gunakan sebagai toko alat-alat outdoor seorang teman yang berada di
magelang. Tidak jauh sih Cuma berjalan sekitar 10 menit dari terminal magelang.
Sesampainya di sana kami sudah di sambut kang udin yang memang telah menunggu
kami.
|
Outlet Magelang Adventure Team |
Sore hari dengan menggunakan pick up yang telah di sediakan oleh kang
Udin kami berangkat menuju desa mangli Magelang. Sore itu cuaca agak mendung
tapi tidak menurunkan hasrat kami ber Sembilan untuk mendaki G. Sumbing Via
desa Mangli yang memang jarang di gunakan oleh pendaki lain. Melewati
perkampungan penduduk kami selalu di sapa oleh senyum ramah penduduk local yang
sebagian besar bermata pencaharian sebagai petani. Kami juga di ingatkan untuk
membawa kelapa muda dan gula merah. Karena itu adat dari penduduk local yang
lebih mengerti tentang sini jadi kami menurut saja untuk gula merah kami memang
sudah membawa tapi untuk kelapa?? Akhirnya kang udin menuju perkampungan
penduduk untuk mengambil atau membeli kelapa (saya sendiri kurang paham) karena
kami terpecah menjadi dua rombongan rombongan pertama mengambil kelapa dan
rombongan kedua meneruskan perjalanan menuju pos satu tempat yang kami sepakati
untuk bertemu. Oh iya karena ini bukan jalur resmi pendakian maka tidak ada pos
perijinan yang seperti biasanya kalau kita naik gunung. Kami hanya melapor dan
meminta ijin sama kepala dusun agar di beri restu dan meminta doa agar selamat
sampai tujuan.
|
Pos 1 |
|
Nanjak terus |
Di tengah perjlanan menuju pos satu hujan sudah mengguyur yang memaksa
kami mempercepat langkah kami menuju pos satu. Sampai di pos satu kami langsung
membentangkan fly sheet sambil
menunggu rombongan pertama datang. Tidak berapa lama rombongan pertama pun
datang sambil menuggu hujan reda kami langsung memasak untuk mengisi perut
dan mengembalikan tenaga kami. Selepas
pos satu kami melewati alas ruwet
atau jika di terjemahkan dalam bahasa
Indonesia berarti hutan yang ruwet (apa sih bahasa indonesianya ruwet itu hehe) atau di sebut hutan yang
membingungkan saja lah dan sesuai namanya memang jalur di sini agak
membingungkan karena banyak persimpangan dan semuanya relative sama.
|
Nanjak Lagi |
Keluar dari alas ruwet kami sampai di pos 2 dan hari sudah petang di sini
terdapat sungai kecil dan kami tidak menyia-nyiakannya untuk mengisi
botol-botol air minum yang telah berkurang untuk minum dan memasak tadi tapi
kita juga harus tetap waspada karena ada banyak lintah di sana. Karena memang
dalam tim ini terdapat banyak orang perdebatan di mulai satu pihak menginginkan
untuk mendirikan camp di sini mengingat di sini tempatnya baik untuk di jadikan
camping ground dan dekat dengan
sumber mata air juga. Pihak yang lain menginginkan melanjutkan perjalanan
Karena masih jam 7 dan mereka ingin mengejar waktu dan melanjutkan pendakian
langsung menuju gunung sindoro. Saya sih tidak mendukung blok manapun lah mau
lanjut ayok mau istirahat juga ayok.
|
Lafuma Campo |
|
Sunrise |
|
Sarapan |
Akhirnya setelah berunding di putuskan untuk melanjutkan perjlanan saja.
Tapi yang saya takutkan jika melanjutkan perjalanan sih Cuma satu gak menemukan camping ground yang cukup buat tiga
tenda mengingat jalan yang terus menanjak dan jarang sekali kami menemukan
jalan yang datar dan bagus untuk mendirikan tenda. Berjalan terus menerus tentu
membuat kaki kami pegal dan kebetulan kami menemukan tempat yang cocok untuk
mendirikan tenda walaupun Cuma untuk 2 tenda besar waahh saya dan aris tidur di
mana nih akhirnya kami memutuskan untuk membuat sendiri camping ground yang pas di pinggir tebing yang menganga but it’s the challenge itulah tangtangan
saat mendaki kan menciptakan kenyamanan kita sendiri hehe. Yah, malam itu kami
ngecamp di tempat antah barantah itu, In the middle of nowhere.
1 Desember 2012
|
Sunrise G.Sumbing |
Pagi
hari terdengar suara aris yang membangunkan saya untuk melihat sesuatu yang
indah dan di tunggu para pendaki yaaa itulah sunrise dengan latar gunung merapai dan
merbabu yang berdiri megah dengan pemandangan yang sungguh wooow banget.
Setelah sarapan dan packing kami langsung melanjutkan perjalanan melewati
puntuk lalu pertigaan sereal setelah melewati pertigaan sereal kami seharusnya
melewati pertigaan butuh atau pos tiga tapi karena kata kang udin bisa melewati
jalur pintas walaupun jalurnya yang
astaghfirullah banget. Waktu serasa berjalan cepat sekali padahal kami berangkat jam
7 pagi dan sekarang sudah hampir jam 12 dan kami masih sampai di ereng-ereng
putih. Stamina sudah sangat berkurang dan tanda-tanda puncak pun belum Nampak.
|
Indahnya |
|
Kang Yonno dan Kang Udin |
|
Isi airnya mbah |
|
Istirahat sejenak |
Mental kami serasa di banting-banting tapi
kami tidak semudah itu untuk menyerah setelah istirahat sangat lama kami
meneruskan perjalanan kang udin, mas yono dan kampling sudah melesat jauh
meningglkan kami dan mereka sampai di satu dataran yang tinggi dan mereka
berteriak kepada kami bahwa itu adalah puncaknya. Karena mendengar kata puncak
saya sangat bersemangat untuk terus dan terus dan akhirnya kami sampai juga di
puncak. Tapi tunggu dulu ternyata itu hanya fatamorgana saja hweeek =(
menyebalkan kan pemirsa ternyata itu bukan puncak sumbing. Itu di sebut dengan
gerbang angin. Pemandangannya sih emang bagus pake banget. Tapi rasanya badan
ini sudah capek sekali kalau harus turun lagi tapi karena panggilan puncak
sumbing terasa seperti melambai-lambai penuh godaan ya apa boleh buat semangat
tak boleh padam, =)
|
Bashori |
|
istirahat lagi |
|
Indahnya ciptaan allah |
|
Pohon edelweis |
|
Puncak Gerbang angin |
No comments:
Post a Comment