Selesai di Php (pemberi harapan palsu) oleh
kang udin dkk kami melanjutkan perjalanan melewati segoro bajangan dan segoro
winih tapi kang udin dan mbah pathuk tidak ikut bersama kami karena mereka mau
menuju puncak lawang terlebih dulu nanti mereka menyusul. Di sini kami melewati
padang savanna yang luas dan tebing-tebing di kanan kiri yang sangat indah
jalannya pun sudah mulai datar sangat menyenangkan sekali melewati jalanan
seperti ini tenang dan sunyi namun indah. Selepas itu kami melewati batu merah
dan kami juga melewati bongngkahan batu yang di susun melingkar dan di
tengahnya ada kembang-kembang dan seperti sesajian dan ternyata itu adalah
makan dari ki makukuhan seorang penyebar agama islam di daerah tersebut kata
teman-teman sih di sini ramai kalau sudah tanggal 21 malam bulan puasa
banyakorang yang naik Gunung Sumbing untuk menyambangi makam ki makukuhan.
|
Savana di Sumbing |
Di depan petilasan atau makam ki makukuhan
ada kawah gunung sumbing dan bau belerang pun mulai menyengat. Air belerang
yang konon mampu menyembuhkan berbagai macam penyakit kulit banyak terdapat di
sini bahkan yang masih mendidih. Kawah di sini sangat asiik lah. Tapi yang
membuat saya risau sih sebenarnya saya mulai tadi berpikir ini puncaknya mana
sih. Sumpah perjalanan kali ini lebih dari yang saya perkirakan. Saya kira
tidak lebih berat dari saat mendaki G.Merbabu kemarin tapi ternyata oh ternyata
sangat panjang dan berat pemirsa. Jalanan mulai agak menanjak lagi di depan sudah
terhampar segoro wedi hamparan pasir yang menyerupai pantai aneh tapi memang
itulah yang terjadi seperti pantai di tengah gunung.
|
Kawah Sumbing |
|
Kang Udin dkk di Kawah Sumbing |
|
Istirahat Bersama Di Kawah |
|
Air Belerang Yang Mendidih |
Karena tenaga kami semua sudah mulai menipis
dan ternyata kan udin dkk juga belum yakin yang mana puncak sumbing kami pun
memasak makanan dulu. Hari sudah beranjak petang ritual makan sore pun sudah
selesai kami berunding menentukan puncak gunung sumbing sesungguhnya (saya
sedikit heran karena sejak kemarin saya tidak bertemu dengan pendaki lain).
Akhirnya kami yakin bahwa untuk menggapai puncak kami harus melewati tebing
curam yang brdiri di hadapan kami agak sedikit gak yakin sih tapi ya sudah lah
lewati terus. Alhamdulillah sesuai dengan pwerkiraan kami ternyata itu memang
benar puncak G. Sumbing di hadapan kami sudah berdiri gagah G.Sindoro dengan
pemandangan langit warna orange yang sangat
menawan. Malam segera turun setelah foto-foto sebentar kami langsung
turun praktis hanya sekitar 5 menit kami berada di puncak karena angin yang
sudah mulai kencang dan tidak bersahabat di tambah lagi malam sudah menjelang.
|
Makam Kiai Makukuhan |
|
Tanjakan Terakhir Menuju Puncak Sumbing |
|
Segoro Wedi |
|
Puncak Sumbing |
Di tengah perjalanan turun kira-kira sekitar
tanah putih mbah pathuk tiba-tiba
mengalami sakit tapi kok gejalanya seperti orang kesurupan ya. Ternyata dia
alergi terhadap sarden yang kami masak tadi. Dia menggelepar tak berdaya (agak
alay bahasanya) tapi emang kenyataanya kayak gitu sih. Di temani kang udin mbah
pathuk semakin menjadi-jadi dan celakanya di kotak obat gak ada obat buat
alergi. Kasihan nih mbah pathuk. Atas instruksi kang udin kami di suruh turun
dulu tadi sih rencananya kita mau camp di pos dua tapi lupakan rencana itu
kisanak keadaan sudah darurat akhirnya kita camp di watu kotak camping
ground yang paling dekat dengan kami saat itu.karena agak tergesa-gesa dan
tidak hati-hati berakibat saya terjatuh tengkurap dan akhirnya senter
kesayangan saya pecah hiks-hiks.
|
Puncak G. Sindoro dari puncak Sumbing |
|
Puncak G.Sindoro Lagi |
Sesampainya di watu kotak kami langsung
mencari spot yang enak buat camp tapi yang ada Cuma cukup buat dua tenda saja
yah dengan terpaksa kami harus berdesak-desakan dengan di dua tenda yang ada
bahkan mas yonno harus tidur di luar tenda. Tidak ada hal khusus yang kami
lakukan setelah makan kami malah tidur karena rasa lelah yang luar biasa. Saat
sedang enak tidur sekitar jam 12 cover yang melindungi tenda kami tiba-tiba
lepas dan anginnya seeeer dingin banget. Dengan terpaksa saya dan khoirul
keluar tenda untuk memperbaikinya.
|
Sunset |
2
Desember 2012
Karena dingin
yang amat sangat saya tidak dapat tidur dengan nyenyak semalam entah dengan
teman-teman yang lain. Sleeping bag yang saya pinjam dari si Rookie
tidak mampu menahan hawa dingin yang
rasa nya menyiksa (kalau tau dinginnya kayak gini mah saya bawa sleeping
bag karimor kesayanagan saya sendiri) tapi tetep terima kasih lah buat si
Rookie =). Pagi ini begitu cerah terlihat gunung sumbing di hadapan kami dengan
sedikit awan tipis yang menyelimutinya. Sesuai rencana pagi ini kami akan turun
gunung. Sebelum turun untuk mengisi kembali tenaga yang telah habis kami masak
besar kali ini dan menu utamanya adalah ayam goring. Sekarang yang menjadi
masalah bukan cuaca atau tidak ketemu jalur lagi tapi karena air yang kami bawa
sudah habis tinggal setengah botol dan itu harus di bagi menjadi Sembilan
orang. Praktis pagi itu kami hanya minum segelas teh dan itu pun di bagi rata.
Tapi yaah itulah naik gunung susah senang bersama.
|
Camping Ground Watu Kotak |
Usai makan pagi
dan packing semua barang kami langsung turun pasar watu lalu peken setan (pasar
setan). Turun kami sangat jarang istirahat selain karena jalanan yang turun
kami juga sangat kehausan jadi terus turun sampai ketemu mata air pokoknya.
Sampai di pos 2 kang udin membuka nata de coco yang dia bawa cukuplah
untuk mengobati sedikit dahaga kami walaupun kurang puas seperti kalau kita
minum air. Di bawah pos dua kami menemukan sungai kecil yang lumayan jernih
airnya. Tanpa pikir panjang saya langsung mengisi botol air minum saya sampai
penuh fyuuhh leganya. Sampai akhirnya kami sampai di desa butuh kec. Kejajar
kab. Wonosobo
|
Pos Perijinan |
|
Sekret salah satu Mapala di Wonosobo |
Berikut adalah
Rute yang kami lewati selama Pendakian
Start
: Desa Mangli ==> Alas Ruwet ==> pos dua ==> puntuk ==> pertigaan sereal ==> Pertigaan
butuh/pos tiga ==> ereng-ereng
putih ==> Gerbang angin ==> segoro banjaran ==> Segoro winih ==> batu merah ==> petilasan / makam ki makukuhan ==> kawah==> Segoro wedi ==> puncak
buntuk ==> tanah putih ==> watu kotak ==> pasar Watu ==> pasar setan ==> pos 2 ==> pos 1==> Garung
*catatan : kami memulai perjalanan pendakian kali ini lewat
jalur mangli kec. Kaliangkrik Kabupaten Magelang dan finis di dusun garung desa
butuh kecamatan kejajar kabupaten Wonosobo.
*anggota tim : Fery puji, Aris Daeng , Bashori, Hendrik, Khoirul,
Mbah Pathuk, Kang Udin, Mas Yonno, Kampling (nama di sesuaikan dengan panggilan
saat pendakian)
kangen per....kapan sih bisa traveling ato naik gunung bareng :3 berarti ga ke sindoro juga ini ya? lebih tinggi sindoro kan ya?
ReplyDeletehaha Ranukumbolo menanti ndin
ReplyDeleteenggaklah lebih tinggi sumbing
dan ini adalah gunung tertinggi nomer 3 di jawa setelah semeru dan slamet
mas naek via mangli turun via garung treknya gimana?
ReplyDelete