Friday 9 March 2012

Gunung Lawu Via Jawa Timur (Mendaki 3265 Mdpl Perjalanan Panjang Menuju Gunung Tempat Pemoksaan Prabu Brawijaya V)

Sebenarnya perjalanan ini sudah direncanakan keika kami sedang mendaki gunung semeru pada peringatan hari sumpah pemuda yang lalu. Ketika teman saya Aris Daeng berbicara tentang rencana pendakiannya selanjutnya. Gunung lawu mempunyai ketinggian sekitar 3265 Mdpl. Terletak diantara perbatasan jawa timur dan jawa tengah dan bisa di daki dari 2 arah yang berbeda pula. Yaitu dari pos Cemoro Sewu (Magetan, Jawa Timur) dan pos Cemoro Kandang (Karanganyar, Jawa Tengah).
Tanggal 30 Desember 2011 pagi saya dan 6 orang lainnya telah berkumpul di terminal Bungurasih Surabaya menuju Magetan. Tapi karena bus yang menuju Magetan langsung hanya satu setiap hari dan kami telah ketinggalan maka kami memutuskan transit dulu di terminal Maospati Madiun. Selanjutnya menuju Magetan menggunakan bus kecil. Dari terminal Magetan menuju pos perijinan di cemoro sewu kami harus menyewa colt L-300. Kami harus pintar tawar menawar harga agar mendapat harga yang murah.
Pos Perijinan Cemoro Sewu


Kami sampai di Pos Cemoro Sewu sekitar pukul 16.00 wib dengan kabut tebal yang menyelimuti tempat tersebut. Bahkan untuk dapat melihat keseberang jalan saja sudah tidak bisa. Karena hari sudah hampir gelap setelah sholat kami segera mendirikan tenda. Kami memutuskan bermalam disini karena tenaga anggota tim telah terkuras selama perjalanan dari surabaya menuju pos perijinan.
Foto Sebelum Menuju Puncak

Setelah makan tidak banyak kegiatan yang kami lakukan. Bahkan teman-teman sudah tidur. Karena bosan akhirnya saya, ismail dan pak siwi pergi melihat-lihat pos cemoro sewu dan sekaligus sholat isya’. Kami sempat berbicara dengan ibu penjaga kios toko disini. Dia banyak berbicara tentang banyaknya pengunjung dimalam 1 syuro. Tentang larangan-larangan apa saja yang harus ditaati saat mendaki gunung lawu. Dia juga bercerita bahwa kami beruntung karena hujan dan angin kencang sudah tidak ada lagi. Karena seminggu sebelum kami mendaki setiap hari selalu turun hujan disertai angin kencang. Malam telah larut kami pun pamit kembali ke tenda dan istirahat agar esok pagi kondisi sudah siap. Keesokan harinya sabtu 31 Desember pukul 07.00 wib semua rombongan sudah bangun. Setelah membeli sarapan (tidak sepeperti gunung-gunung lain, digunung lawu banyak sekali orang jualan) dan packing kami memulai perjalanan. Diawali dengan doa untuk keselamatan semua anggota tim.

Pos Satu

Pos Tiga

Rute yang langsung menanjak dan jalan yang terbuat dari batu-batuan cadas lumayan membuat nafas kami kembang kempis. Setengah jam berjalan kami sampai pada sebuah gubuk (yang kami kira itu adalah pos 1), kami istirahat sebentar disitu ternyata perkiraan kami salah tempat itu ternyata hanya sebuah gubuk tempat persinggahan para petani.
Setelah berjalan cukup lama akhirnya kami sampai dipos 1 sekitar pukul 11.00 wib. Perjalanan dilanjutkan dan sampai pos 2 sekitar pukul 14.07 wib. Kami istirahat cukup lama di pos 2 dengan suguhan teh hangat dan pisang goreng. Karena terlalu lama istiraht di pos 2 kami memutuskan untuk tidak istirahat di pos 3. Dalam perjalanan menuju pos 4 kami bertemu dengan jalak Gending. Burung yang dikeramatkan oleh warga sekitar gunung Lawu. Konon bila perjalanan kita di ikuti atau ditemui oleh jalak gending maka perjalanan kita akan selamat sampai tujuan asalakan tidak mengganggu jalak Gending tersebut. Mitosnya jalak Gending tersebut adalah penuntun arah pendaki
agar tidak tersesat dan menunjukkan arah yang benar.
Pos Empat

Jalak Gending

Pukul 18.00 wib kami sampai di mata air sendang drajat. Karena sudah mulai hujan perjalanan kami percepat dan sampai di mbok yem kira-kira pukul 18.45 wib. Kami tidak mendirikan tenda selain karena cuaca yang hujan cukup deras tapi juga karena di mbok yem telah disediakan tempat buat pendaki beristirahat. Malam pergantian tahun kami lewatkan dengan tidur karena terlalu lelah. Mungkin hanya rookie dan ismail saja yang sempat melihat kembang api tanda pergantian tahun. Anggota yang lain sudah tidur lelap memulihkan tenaga untuk melanjutkan perjalanan menuju puncak hargo dumilah esok pagi.
Sun Rise dari Puncak Lawu


Keesokan harinya pukul 06.00 wib kami melanjutkan perjalanan dan mencapai puncak hargo dumilah pukul 06.20 wib karena jarak antara mbok yem dan puncak tidak terlalu jauh kami hanya membutuhkan waktu 20 menit untuk sampai di puncak.
Menikmati Keindahan Sang  Pencipta


Keadaan di puncak lawu sangat ramai karena saat itu tahun baru. Setelah puas menyaksikan pemandangan dari puncak lawu pukul 08.00 akhirnya kami turun. Sampai di mbok yem kami memasak dulu untuk mengisi perut yang telah keroncongan. Ada kejadian lucu ketika kami akan turun. Karena logistik yang kami bawa terlalu banyak dan di puncak lawu ternyata ada yang jualan makanan, maka kami memutuskan untuk menukarkan beras kami sberat 2 kg dengan 1 pak rokok surya. Rookie dengan senang hati menukarkan beras tersebut kepada mbok yem.
Tugu Puncak Hargo Dumilah
Anak Metal di Puncak Lawu


Pukul 11.20 wib baru kami turun menuju pos perijinan. Perjalanan cukup lancar dengan hanya beberapa kali saja istirahat sebentar. Tetapi di pos 2 karena cuaca dingin dan saya tidak memakai jaket saya sempat masuk angin. Tetapi setelah istirahat sebentar kondisi saya pulih kembali. Hujan deras membuat perjalanan kami membuat kami berteduh cukup lama di pos 1. pukul 16.04 wib kami kembali meneruskan perjalanan menuju pos perijinan cemoro sewu. Pukul 17.00 tepat kami sampai di pos cemoro sewu. Meneruskan perjalanan menuju terminal Maospati Madiun dengan menyewa colt lagi akhirnya pukul 01.10 kami sampai di Surabaya dengan selamat.

Sendang Drajat





Beberapa Larangan Baki Para Pendaki


1. Mengganggu jalak gending
2. Mengenakan ikat kepala bercorak gadung
3. Menggunakan kain sutera warna hijau
4. Mengambil bunga edelweis
5. Berbicara sombong selama perjalanan
6. Merusak tempat yang dikeramatkan


Anggota Tim

1. Fery Puji Nova
2. Ismail suffer
3. Pak Siwi
4. Aris Daeng
5. Rookie Arnold
6. Ieva Sakkipo
7. Risky

DILEMA QUARTER LIFE CRISIS

di usia mu yang menginjak dua puluh tahunan apalagi yang sudah dua puluh lima tahun  kamu pasti merasakan hal-hal yang serba dilematis, d...